Seperti
yang banyak diramalkan, Indonesia ''akhirnya'' kalah 2-0 dari musuh bebuyutan,
Malaysia. Dalam pertandingan malam itu, Indonesia terlihat bermain terburu-buru
terutama setelah tertinggal 2-0 di babak pertama. Namun kali ini saya tidak
akan membahas statistik pertandingan atau hal-hal yang mungkin menyebabkan
Indonesia kalah. Yang akan saya soroti disini adalah sikap nasionalisme bangsa
Indonesia sendiri terhadap negaranya.
Berdasarkan
pengalaman pribadi saya, kebanyakan penduduk Indonesia seperti terlihat
''bahagia'' melihat kekalahan timnas kita saat melawan timnas Malaysia.
Ekspresi kebahagiaan ini mungkin disebabkan ''penuhnya'' rasa kecewa dan
pesimisnya masyarakat akan kondisi timnas kita. Mereka mungkin ''telah siap''
melihat kegagalan timnas kita dan telah menyiapkan banyak kritik yang mungkin bisa
menyebabkan pemain timnas merasa lebih bersalah. Tapi, pantaskah kita memaki
negara kita tercinta ini ? Memaki para pemain yang telah berlari 100 meter
lebih sedangkan kita sendiri hanya menonton sambil memakan makanan ?
Inilah
bangsa kita. Kita kurang menghargai proses - lebih mementingkan hasil yang baik
dengan cara termudah. Padahal, proses yang baik akan menghasilkan hasil yang
baik juga. Jika hasilnya tidak baik, ubahlah prosesnya. Itukan logikanya. Ambil
contoh kasus PSSI & KPSI, mereka saling beradu statement tapi nihil hasil
dilapangan. Perseteruan 2 lembaga ini menghasilkan proses yang tidak benar
dalam persiapan timnas dalam menghadapi AFF 2012. Pemain-pemain potensial tidak dipanggil.
Waktu persiapan minim. Friendly match kurang. Dan bahkan anggaran yang kabarnya
belum cair. Dengan kondisi seperti itu, kita butuh keajaiban untuk memenangi
AFF kali ini. Dengan begitu, tidak sepantasnya kita menyia-nyiakan keringat
para pemain dan official timnas kita. Di tengah keterpurukan itu, mereka tetap
berjuang untuk meraih kemenangan. Itulah arti NASIONALISME sebenarnya.
Untuk
itu, sudah seharusnya kita (paling tidak) mendukung negara kita tidak hanya
dalam kompetisi olahraga, tapi juga dari segala bidang. Mau seburuk apapun itu,
cobalah untuk mau mendukung/menyemangati bangsa kita. Mental kita harus ditempa
untuk menghadapi kegagalan dan keterpurukan. Tumbuhkan semagat baru untuk
menyambut Indonesia yang lebih baik sambil berusaha yang terbaik. Hal itu
adalah hal terpenting yang dapat membuat Indonesia dapat terus eksis dalam
segala kondisi, bahkan di kondisi resesi sekalipun.
No comments:
Post a Comment