Friday, November 30, 2012

Sejarah Singkat WILLIAM EDWARD BOEING, Si Pioneer Pesawat


Apakah kalian tahu siap foto disamping ? Walaupun tidak tahu, klaian pasti pernah mencoba salah satu produk buatan beliau. Dia adalah William Edward Boeing. Dari namanya tentu klaian sudah tahu siapa dia sebenarnya. William Edward Boeing(1 Oktober 1881-28 September 1956) adalah seorang pionir penerbangan yang mendirikan perusahaan Boeing. William lahir dari sebuah keluarga kaya keturunan Jerman di Detroit, Michigan, Amerika Serikat. Keluarganya merupakan pemilik dari perusahaan pertambangan dan perusahaan perkayuan yang sukses. Dia diterima di Universitas Yale dan setamat kuliah pada 1903, Boeing terjun kedalam bisnis keluarga, menjadi pengusaha dalam usaha penebangan kayu. Usaha ini membuat dirinya menjadi kaya raya, apalagi setelah ia membangun perusahaan perkayuannya sendiri di Grays Harbour.
Namun, meski kaya raya, Boeing tidak serta merta cepat puas. Karena itu, saat dirinya menjadi direktur utama Greenwood Logging Company, Boeing yang sudah sekian lama bereksperimen dalam desain kapal-kapalnya pindah ke Seattle. Disinilah minatnya akan pesawat terbang mulai tumbuh, terutama dari sisi bisnis. Bersama George Conrad Westervelt, setelah memperhitungkan berbagai kemungkinan, pada tahun 1916 Boeing mendirikan industri pesawat terbang yang saat itu diberi nama Pacific Aero Products.
Setahun kemudian, begitu Amerika Serikat terlibat dalam Perang Dunia I, Boeing mengganti nama perusahaannya menjadi Boeing Airplane Company yang dikenal sebagai Boeing Company. Meski masih tergolong awal dalam industri tersebut, perang memungkinkan Boeing sebagai perusahaan mendapatkan tender pengadaan 50 pesawat dari Korps Penerbangan Amerika Serikat. Bisnisnya kemudian berkembang pesat menjadi salah satu perusahaan raksasa di Seattle.
Di tahun-tahun menjelang Perang Dunia II, industri ini mampu menarik puluhan ribu pendatang. Boeing kemudian berkonstentrasi pada industri pesawat terbang komersial yang kemudian sukses pula membangun jasa pelayanan surat yang cepat dan efisien. Belum lagi maskapai penerbangan yang kemudian dia bangun dan dijalankan. Karena Boeing dianggap merajai di dunia penerbangan Amerika Serikat saat itu, pada tahun 1934 pemerintah Amerika Serikat mendakwanya dengan tuduhan mengadakan praktek monopoli.
Pada tahun 1934, Boeing kemudian pensiun, meski tidak lepas berbisnis. Dikemudian hari Boeing dikenal sebagai seorang usahawan di bidang properti.

Pabrik Pesawat Terbang Boeing di Everett, Washington, Pinggiran Seattle, AS merupakan fasilitas pembuatan pesawat terbang terbesar di dunia. Jauh lebih besar ketimbang pabrik Airbus di Toulouse, Prancis. Pabrik yang berdiri Juni 1968 ini telah tercatat The Guinness World Records sebagai pabrik pesawat terbang terbesar di dunia dari sisi volume, yakni 472 juta kaki kubik atau 13,3 juta meter kubik. Tinggi atapnya 114 kaki (35 meter), sedangkan crane (derek pengangkat di pabrik) terpasang di ketinggian 90 kaki (28 meter).Ukuran semula pada tahun 1968 hanya 98,3 acre (39,8 hektare), pabrik Boeing terus diperluas sampai beberapa kali hingga mencapai 1.025 acre (415 hektar) pada 1993 dalam rangka pembuatan 777.

Historic everett Factory on 1968
Saat ini pabrik tersebut lebih banyak diperuntukkan sebagai tempat pembuatan pesawat-pesawat Boeing 747, 767, 777, dan 787 (Dreamliner). Pabrik Boeing memiliki tidak kurang dari 25 ribu orang. Di Washington State, Boeing memiliki 72 ribu karyawan. Total karyawan perusahaan itu lebih dari 150 ribu.

Pabrik ini juga melayani company visit bagi publik yang ingin berkunjung. Dari satu building Future of Flight, pengunjung dapat melihat bagaimana proses produksi sebuah pesawat terbang.
Pengunjung tiba the Boeing factory in Everett, Wash.dimana mereka akan melihat 777s yang sedang dirakit.
Pengunjung membeli tiket ke Future of Flight.
Dari the tour balcony pengunjung dapat melihat 777 airplanes pada setiap tahap konstruksi
The Boeing Store adalah satu dari toko cinderamata Boeing yang berlokasi di Future of Flight. Menawarkan Logo Boeing pada apparel dan merchandise.


No comments:

Post a Comment