Sunday, November 4, 2012

Kejemuan Pendidikan Indonesia



Pendidikan. Itulah kata yang disebut-sebut mempunyai andil paling besar dalam keberlangsungan suatu bangsa. Namun, hal tersebut masih belum dapat dinikmati oleh setiap warga negeri ini. Ini memang merupakan pernyataan klise yang sering kita dengar bersama. Walaupun begitu, kita masih belum bisa memcahkan masalah tersebut. Bahkan mungkin, kita tidak tahu apa permasalahan mendasar yang menyebabkan hal itu. Ini memang permasalahan yang kompleks, yang tidak hanya bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Perlu adanya tindakan nyata yang dilakukan oleh seluruh elemen bangsa untuk menjadikan bangsa kita sebagai bangsa yang besar dan bermartabat.

Negara kita adalah negara yang kaya, mungkin dalam segala hal penunjang kesejahteraan. Sumber daya alam kita yang melimpah ruah seharusnya dapat digunakan untuk memakmurkan kita. Namun, hal itu juga menuntut sumber daya manusia yang kualitasnya diatas rata-rata. Pertanyaannya sekarang, sudah mampukah kita ''memproduksinya'' ?

Menciptakan individu-individu yang berkualitas bukanlah perkara mudah. Perlu adanya tindakan yang kompleks serta kontinu untuk dapat mewujudkannya. Pendidikan kita pun sampai harus menetapkan standar kurikulum yang tinggi untuk dapat mengejar ketertinggalan dari Jepang, Amerika Serikat bahkan Jerman. Kurikulum kita mencakup banyak hal dibanding kurikulm negara lain untuk tingkat umur yang sama. Namun, apakah itu berhasil ? Tidakkah itu membuat kita menjadi lebih cerdas ? Apakah itu efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita ?

Pertanyaan itu mungkin sulit untuk dijawab. Orang Indonesia sendiri pun mungkin pesimis dalam menjawab (serta melakukannya). Pendidikan kita sebenarnya jauh lebih baik dari negara lain, bahkan negara maju sekalipun. Kemenangan-kemenangan kita dalam kompetisi-kompetisi di tingkat dunia membuktikan hal itu. Mungkin anda sudah bosan dengan alasan ini. Namun, itulah kenyataannya. Sekolah-sekolah berstandar internasional (RSBI) telah menjamur di berbagai daerah. Penggunaan teknologi-teknologi modern di berbagai sekolah telah banyak diaplikasikan. Namun, kekurangan terbesar pendidikan kita adalah pada mental. Ya, pendidikan karakter dan mental di negara kita masih sangat kurang. Kita seperti sangat mendewakan kemampuan akademik sehingga melupakan hal yang satu ini. Remaja-remaja kita seakan mudah menyerah saat menghadapi masalah terutama dalam hal sekolah. Yang pintar menjadi semakin pintar, yang kurang sulit untuk berkembang.

Tidakkah kita mencontoh Jerman atau Jepang ? Kedua bangsa itu terkenal memiliki daya juang yang berhasil diteruskan kepada generasi-generasi penerusnya. Mereka bangga akan bahasa mereka, akan tanah air mereka dan bangsa mereka. Perlu diketahui, sistem pendidikan di Jepang dari beberapa sumber memiliki kualitas yang setara. Mereka masih menggunakan papan tulis kapur dan tanpa projector. Bandingkan dengan kita yang begitu mengagung-agungkan RSBI (yang disebut-sebut berstandar internasional). Kita juga telah menerapkan sistem pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi disekolah-sekolah. Tidakkah itu membuat bangsa kita lebih hebat ?  

Sistem kurikulum kita mengajarkan kita untuk mencari jawaban yang benar dari setiap pertanyaan. Kita ''dipaksa'' meng-copy jawaban beserta langkah-langkah untuk menjawabnya. Memang, itu telah terbukti berhasil mengantarkan kita menjuarai olimpiade internasional. Tapi, di sisi lain itu melemahkan daya imajinasi kita. Kita kurang menggali pikiran-pikiran kreatif yang mampu menghadirkan inovasi. Tidak percaya ? Coba saja lihat di sekolah-sekolah. Siswa-siswa yang berhasil dalam kompetisi karya cipta rata-rata memiliki prestasi akademik yang biasa saja. Itu juga bisa membuka pikiran kita bahwa para siswa juga butuh waktu luang untuk berimajinasi dan tidak hanya untuk mempelajari sesuatu yang banyak dan rumit.

Mungkin hal ini jugalah yang membuat pemerintah berencana untuk mengurangi mata pelajaran untuk adik-adik kita di kelas 1-3 SD (mereka tidak lagi mendapat pelajaran bahasa inggris dan IPA). Mereka diharapkan untuk lebih mengembangkan budi pekerti dan soft skill. Semoga rencana pemerintah ini dapat membawa perubahan-perubahan baik yang dapat menjadikan negara kita lebih berkembang dari sekadar negera berkembang di tangan generasi-generasi  baru yang tidak hanya pandai menjawab tapi juga imajinatif.t

No comments:

Post a Comment